top of page
Search

Sabar, Kendaraan yang Tak Terkalah

  • Mar 18, 2018
  • 2 min read

Sebagaimana yang sudah saya sampaikan pada pembahasan Pikiran dan Tindakan Positif, ia menghasilkan sikap sabar. Sabar itu bekingnya Allah. Kalau anda menghadapi masalah, misalnya sekawanan perampok, tetapi anda dikawal oleh pasukan yang sangat terlatih untuk menghadapi perampok, bagaimana perasaan anda? Pasti penuh percaya diri. Itu baru pada tingkatan manusia. Bagaimana kalau yang mengawal anda adalah malaikatnya Allah? Allah sendiri, derajatnya kholiq (pencipta diri kita), demikian tinggi, demikian agung, sampai rela menyertai makhluknya. Makhluk yang bagaimana yang disertai Allah? Khusus yang sabar. Maka orang yang sabar, bekingnya Allah. “Sesungguhnya Aku (Allah) berserta orang-orang yang sabar”. Bagaimana mungkin ia kalah dan tidak bisa menghadapi persoalan? Kata sebagian orang, sabar itu memang berat, tapi kalau kita pikir-pikir, terutama mengenai balasan Allah kepada orang yang sabar, yaitu Allah sendiri yang akan memback-up orang yang sabar, rasanya menjadi lebih ringan. Sebagian orang sering mengatakan, “Saya sebagai manusia sudah cukup sabar, tapi kesabaran saya ada batasnya”. Maaf mas, Allah tidak mau menyertai anda….Sabar yang bekingnya Allah, tidak mengenal batas… Dalam Al Quran, Allah sendiri dengan jelas memerintahkan “Minta tolonglah dengan Sabar dan Sholat”. Sesungguhnya yang demikian itu berat, kecuali hamba-hambaKu yang Khusyu”. Siapa yang Khusyu? Yaitu Orang-orang yang yakin akan pertemuan dengan Allah dan mereka yakin akan kembali kepada Allah. Jelas sekali, orang yang yakin akan pertemuan dengan Allah, yaitu dengan sholat. Pada suatu waktu, Nabi mengatakan dan mengulangnya 3 kali, “menakjubkan; menakjubkan ..menakjubkan…”. Para sahabat bertanya “siapa yang menakjubkan ya Nabi?”. Nabi menjawab, “Hati orang yang beriman, Apabila ditimpa musibah, ia bersabar, sabar adalah kebaikan, bila diberi nikmat, ia bersyukur, syukur adalah kebaikan”. Padahal kehidupan ini, selalu dalam 2 kondisi tersebut, mendapat nikmat atau tertimpa ujian. Senang-sedih, kaya-miskin, sehat-sakit, bukankan 2 hal ini yang selalu dipergilirkan? Bagi orang yang berfikir positif, apapun kondisinya, ia mampu melihat semua kejadian sebagai “tegur sapa” Tuhan untuk perbaikan kita. Bukankah kondisi seperti ini membuat hidup kita menjadi sangat indah dan bermakna?

 
 
 

Comments


“Penutur Kehidupan”, itulah cita-cita yang sedang terus dipelajarinya. Ia kuliah di Universitas Kehidupan (”Live University”), mengambil Fakultas ”Keikhlasan”, Jurusan ”Pikiran dan Tindakan Positif”. Pekerjaan sehari-hari adalah wiraswasta, khususnya pengadaan seragam di kantor BUMN, Bank dan Rumah Sakit. Diwaktu luang saya hobby menulis, kisah sejati yang menyentuh, menyemangati dan menginspirasi. Cita-cita tertinggi adalah Husnul Khotimah. (akhir yang baik)

Join my mailing list

© 2018 by The Book Lover. Proudly created with Endah Tyara

bottom of page