top of page
Search

Dahsyatnya Belajar dari Kisah Sejati

  • May 5, 2018
  • 5 min read

"Ehh..... Sarimin, ada gosip baru di keluarga kakek Jono", kata Butar Butar sambil mendekati Sarimin". "Katanya, mbok Iyem habis kena marah sama kakek Jono lewat surat. Tapi, herannya mbok Iyem ngga marah. Dia malah mohon-mohon maaf sama kakek Jono. Padahal kakek Jono sudah nyuratin mbok Iyem dahsyat banget jengkelinnya."

"Ah, masa iya dimarahin habis-habisan tapi gak marah?", tanya Sarimin.

"Kemarin, aku diceritain mas Nano, salah satu ponakan kakek Jono". Padahal kan, mbok Iyem itu temperamen..... perasa...... lebay....... Tapi kok di saat semua orang beranggapan mbok Iyem akan mencak-mencak..... eh...... malah engga...... Bingung aku......", curhat Butar Butar dengan logatnya yang kental dan kocak.


Sebagai informasi tambahan, Butar Butar dan Sarimin adalah mantan asisten keluarga besar Kakek Jono dan mbok Iyem. Mereka masih sering diminta membantu pekerjaan-pekerjaan tambahan. Mbok Iyem itu adalah salah satu keponakan kakek Jono.

Sarimin sambil senyum senyum menjawab, "tahu nggak kenapa mbok Iyem nggak marah dan malah memohon-mohon maaf. Beliau tetap hormat kepada kakek Jono. Itu karena sebenarnya mbok Iyem itu hampir sama karakternya dengan kakek Jono." Lalu Butar Butar makin penasaran, "Maksudnya sama karakternya itu bagaimana bah?". Lalu Sarimin menjawab lagi, "Iyaaaa..... Mereka itu punya kebiasaan yang sama. Kakek Jono kan suka sekali berlebihan", kata Sarimin nyengir karena melihat Butar Butar melongo. Lalu Sarimin melanjutkan, "Kakek Jono itu spontannya habis-habisan kalau berbicara kalau mengecpresikan sesuatu, sama seperti mbok Iyem kan...... Kalau beliau sedang sedih atau terharu ya sedih sampai nangis sejadi jadinya, kalau lagi marah ya semua meledaj sejadi-jadinya. Makanya, mbok Iyem bisa terima kemarahan kakek Jono ringan saja...yang sebenarnya dua duanya orang baik...mungkin juga itu cuma salah meng expresikan sesuatu saja...sudahlah jangan dibesar besarkan...sesuatu yang cuma salah faham selewat...bentar lagi juga mereka baikan...takutnya mereka sudah dengan mudah akur lagi...kitanya masih ngrasa gemes sendiri.... "Bah, kenapa mbok Iyem bisa terima? Aku saja jadi ikut emosi..tapi betul juga pendapatmu sebentar lagi beliau beliau akan mudah sekali baikan...!", sahut Butar Butar. Sambil tersenyum simpul, Sarimin menjelaskan, "Kalau kakek Jono lagi marah-marah sama dia, mbok Iyem itu seperti sedang bercermin pada diri sendiri.... Selain itu, mbok Iyem selalu hormat sama orang yang lebih tua...". "Ooh gitu ya, benar itu!Kau ini, seperti ahli analisa kepribadian saja......"


Lalu percakapan bergulir tentang hal lain. Butar Butar bertanya kepada sarimin, "Hari ini kan sedang Pasar Pon, kira-kira mbok Iyem buka toko gak ya? Aku mau pesen baju koko untuk kujual lagi menjelang lebaran....." Lalu Sarimin menjawab, "Kamu telepon saja lah" sambil garuk-garuk kepala, Butar Butar menjawab, "Itu dia, hp aku sedang digadai......" Tertawa lebar, Sarimin menjawab, "Oooooh, pantas kau seperti orang stress...... Ternyata gak ada hp".


Kemudian, Butar Butar ke tokonya mbok Iyem di Pasar Pon.

"Assalamu'alaikum mbok Iyem......." Mbok Iyem diam saja. Ia tetap saja sibuk mengetik. Semua orang yang kenal beliau sudah ngerti bahwa kata mbok Iyem, beliau kalau jawab salam seringnya di dalam hati. Ini juga keanehan mbok Iyem, padahal menjawab salam itu wajib diucapkan sampai terdengar. Mengucapkan salam itupun sebaiknya tidak sepotong, tapi lengkap..... "Assalamu'alaikum warahmatullohi wabarokatuh". Begitu juga jawabannya harus lengkap. Seperti biasa, Butar Butar langsung duduk, lalu mulai berbicara, "Mbok Iyem....... Nanti sebelum lebaran, aku mau jualan baju koko di kampung-kampung. Aku perlu 250 potong untuk dijual lagi. Lalu mbok Iyem menjawab setengah bertanya,

"Utang dulu apa langsung bayar nih......." Suaranya agak sinis. Tapi Butar Butar mah ndableg saja, laku ia menjawab, "Hutanglah mbok Yem. Nanti kalau laku baru kusetor uangnya......" Lalu mbok Iyem jawab lagi, "Ya kamu harus disiplin bang Butar..... karena sekali ngga disiplin... terlilit-lilitnya lama. Penderitaannya juga lama..... apalagi kalo uang dagangan buat hal lain yang ngga dahsyat atau penting keperluannya." Lalu mbok Iyem terus saja berbicara, "Memakai uang dagangan untuk hal yang mulia seperti nolongin orang lain saja, pas orangnya ngga bayar akan jadi kacau perputaran uang dagangnya. Tahu ngga bang, aku itu diam diam sudah melewati lilitan hutang yang lamaaaaa....... sekali. Mbundet panjang. Berbunga-bunga. Ibarat ada orang bilang hutang sampai leher, nah kalau aku pernah punya utang sampai bawah hidung. Tinggal sesenti lagi mati karena ngga bisa bernafas". Butar Butar ternganga-nganga waktu mendengar cerita mbok Iyem. Lalu mbok iyem melanjutkan, "Jadi uang dagangan harus utuh..... modal berhutang tiap hari harus dihitung benar-benar. Yang dimakan dari untung, bukan dari modal pinjam." Lalu Butar Butar ngga sabar menimpali., "Mbok Iyem apa sudah lunas hutang-hutangnya? Aku kok jadi terharu dengernya....." Lalu mbok Iyem menjawab, "Ya sudah tertib. Orang dagang nggak mungkin nggak punya hutang, tapi sudah rapi, antara modal dagang dan uang pribadi dipisahkan. Hutang pribadi yang semula seleher sekarang tinggal segini" , kata mbok Iyem sambil menunjuk ke dengkul. Lalu Butar Butar menimpali lagi karena sangat ingin tahu. Karena diam-diam ia juga sedang terlilit hutang, "mbok Iyem..... bagaimana cara menyelesaikannya?" Mbok Iyem menjawab, "Berhutang jumlah yang tidak sesuai dengan kemampuan atau perputaran dagang atau penghasilan yang bikin porak poranda hati dan pikiran. Terasa sakitnya jadi macam macam. Jadi sensitif. Jadi emosional". Mbok Iyem menatap Butar Butar dengan tatapan seorang ibu, lalu bertanya, "Kamu kepingin tahu bagaimana penyelesaiannya?" Butar Butar mengangguk mantap. Kemudian mengalirlah untaian kata yang sungguh menyejukkan hati dari mbok Iyem, "Lari dan menangislah ke Allah.... segala hal, lakukan untuk Allah... Hal yang wajib dilakukan menjadi utama. Sholat tepat waktu. Lakukan semua yang sunah, misalnya sedekah, puasa. Terus jangan pelit......ingat ya, bedakan pelit dengan boros. Boros itu suka beli-beli yang tidak terlalu penting, sampai tidak ada yg untuk membatu orang. Pelit itu punya tapi ngga mau berbagi.. sedangkan memberi sedekah itu dari kamu mengurangi boros...tapi bagikan untuk orang-orang yang membutuhkan, rajin-rajinlah peduli dan membantu orang lain walau hanya kebaikan dengan memberi nasehat. Yakinlah... Lama-lama Allah mendekati kita... Semua sakitnya dihilangkan sama Allah..... semua prosesnya perlahan-lahan sekali.... hatinya jadi kuat... yang dirasakan adalah hal hal yang bahagia..... rejeki secara tertib datang terus menerus..... banyak tentara-tentara Allah yang tiba-tiba menolong kita. Nggak terasa rasanya hidup itu menjadi indah..... nggak terasa hutangnya jadi normal, biasa saja. Semua orang terasa sangat baik kepada kita...... itu juga rizki dari Allah...... segalanya, setiap tarikan nafas apapun keadaannya, bersyukurlah......" Dan Butar Butar nampak sumringah sekali. Ia ingin segera mengikuti jejak mbok Iyem untuk menyelesakan hutangnya dengan baik.... ingin terus belajar bagaimana caranya......


Tiba tiba, tin...tiiiiiin....... Suara klakson motormembuyarkan lamunannya...... Setelah helmnya dibuka...... Oooooh ternyata kakek Jono dengan wajahnya yang angker dan berteriak, "Hei Butar Butar, aku nyari kamu kemana-mana. Mbok Iyem dengan suara keras langsung berkata dengan logat Jawanya, "WaNgalaikum salam warohmatulohi wabarokatuh" sambil tergopoh-gopoh menghampiri kakek Jono. Mbok Iyem langsung menyalami kakek Jono dan mencium tangan dengan hormat untuk menyambut kakek Jono...... Butar Butar melongo....... Dalam hatinya ia berkata, "bah, salam saja belum eeeh sudah dijawab, lengkap, panjang dan dengan suara kencang. Tadi aku salam tapi dijawab mbok Iyem dalam hati" Yah, itulah mbok Iyem, kalau ada orang yang baik sama beliau, sampai nangis-nangis girangnya...... Kemudian do'a-do'a dipanjatkan untuk orang tersebut. Kalau instagramnya di ❤anak kecil saja, girangnya nggak habis-habis, pasti langsung dikomen panjang-panjang. Kalau facebooknya dikasih jempol, walaahh senengnya...... Rasanya seperti ingin memberi pengumuman di tivi...... Pokoknya, mbok Iyem ini mudah sekali terharu kalau diberi sesuatu oleh orang lain. Kadang aneh, kadang unik, kadang sensitif dan gampang tersinggung. Kadang beliau juga lebay, kadang cuek..... Oleh karena itu, terimalah mbok Iyem apa adanya...🤗😍🙈


Jangan lupa baca blog saya: https://endahtyara.wixsite.com/damai


Di sana banyak pembelajaran yang sangat berharga. Rajinlah membaca, perbanyak mendengerkan ceramah agama, tontonlah film yang memberika pesan baik dan membawa hikmah.


 
 
 

Comments


“Penutur Kehidupan”, itulah cita-cita yang sedang terus dipelajarinya. Ia kuliah di Universitas Kehidupan (”Live University”), mengambil Fakultas ”Keikhlasan”, Jurusan ”Pikiran dan Tindakan Positif”. Pekerjaan sehari-hari adalah wiraswasta, khususnya pengadaan seragam di kantor BUMN, Bank dan Rumah Sakit. Diwaktu luang saya hobby menulis, kisah sejati yang menyentuh, menyemangati dan menginspirasi. Cita-cita tertinggi adalah Husnul Khotimah. (akhir yang baik)

Join my mailing list

© 2018 by The Book Lover. Proudly created with Endah Tyara

bottom of page