top of page
Search

“Bagi yang sedang dilanda rasa marah”

  • Mar 15, 2018
  • 2 min read

Updated: Mar 18, 2018

Ubah posisi anda bila sedang marah dan berwudhu

Jika kita sedang kesal atau jengkel dengan atasan atau bawahan atau teman sekerja kita, berfikirlah positif, bahwa kalau kekesalan kita tidak segera dihentikan, sesungguhnya kita telah menguras energi untuk hal yang sama sekali tidak berguna alias sia-sia. Teman kita pada hakekatnya tidak bisa menjatuhkan kita, tidak dapat memberi manfaat atau mudharat kepada kita sama sekali. Yang bisa menjatuhkan kita, jutru kelakuan kita sendiri. Maka segeralah bertindak positif, segera alihkan perhatian kita pada hal-hal lain yang lebih produktif. Memang hal ini perlu latihan, tetapi begitu kita sering melatihnya, maka demikian mudah kita untuk mengalihkan perhatian dari hal-hal yang menjengkelkan kepada hal-hal yang lebih produktif atau bisa kita alihkan kepada hobby kita. Intinya, kita tidak boleh berlarut-larut membenci atau menuruti rasa kesal, karena yang rugi adalah diri kita sendiri. Sering kita tidak bisa tidur karena rasa kesal atau benci pada seseorang, sementara orang yang kita benci sudah tidur pulas. Makin banyak kita membenci, makin banyaklah kerugian yang akan kita derita. Dari sisi fisik, orang yang banyak membenci, wajahnya tidak akan cerah, karena aliran darah kotor akan memenuhi mukanya. Dari sisi mental, orang yang banyak membenci dan sering jengkel, jiwanya akan rapuh dan gampang terpengaruh. Kalau hal ini dituruti terus menerus akan meningkat menjadi rasa dengki dan ingin membalas dendam. Ibarat pesawat televisi, kita telah menyerahkan remote controlnya kepada orang yang kita benci. Ia akan memainkan perasaan kita sesuai dengan keinginannya. Sebagai orang yang memiliki akal sehat, kita tidak akan melakukan hal tersebut, karena seperti yang telah disebutkan di atas, kita berarti telah menyerahkan remote control tersebut kepada orang yang kita benci. Maka mulai dari sekarang, stop rasa benci dari dalam diri kita, ubahlah menjadi energi untuk melakukan hal-hal yang lebih positif. Meminjam istilah Gede Prama, musuh adalah guru yang menyamar. Kadang-kadang dari musuhlah keluar kata-kata yang obyektif tentang kekurangan diri kita. Sehingga kita bisa melakukan evaluasi dan memperbaiki diri, karena mungkin selama ini kita hanya bergaul dengan orang-orang yang hanya memuji kelebihan-kelebihan kita. Dari sisi spiritual, orang yang membuat kita menjadi kesal atau jengkel, sebenarnya hanya distel oleh Tuhan untuk menguji kesabaran kita. Kalau kita mau bersabar, maka segala hinaan, cacian dari orang yang memusuhi kita adalah bagian dari cara Tuhan untuk menggugurkan dosa-dosa kita. Jadi sudah saatnya kita berubah, dari orang yang mudah membenci, menjadi orang yang mudah mengasihi. Kebencian hanya akan mendatangkan kerugian bagi diri kita sendiri.

 
 
 

Comments


“Penutur Kehidupan”, itulah cita-cita yang sedang terus dipelajarinya. Ia kuliah di Universitas Kehidupan (”Live University”), mengambil Fakultas ”Keikhlasan”, Jurusan ”Pikiran dan Tindakan Positif”. Pekerjaan sehari-hari adalah wiraswasta, khususnya pengadaan seragam di kantor BUMN, Bank dan Rumah Sakit. Diwaktu luang saya hobby menulis, kisah sejati yang menyentuh, menyemangati dan menginspirasi. Cita-cita tertinggi adalah Husnul Khotimah. (akhir yang baik)

Join my mailing list

© 2018 by The Book Lover. Proudly created with Endah Tyara

bottom of page