top of page
Search

Masalah sebagai Wujud Kepercayaan Tuhan kepada kita

  • Mar 15, 2018
  • 2 min read

Setiap satu kesulitan, selalu diapit 2 kemudahan

Anda mungkin pernah dipercaya oleh atasan anda untuk menyelesaikan masalah yang cukup besar dan rumit? Bagaimana perasaan anda? Kalau memang anda karyawan yang bertanggung jawab, pasti dengan senang hati, anda akan mengerahkan segala kemampuan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ini berarti anda masih dipercaya oleh atasan anda. Bahkan mungkin sebagai ujian untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi. Maka berbahagialah anda yang sedang menghadapi masalah, karena hakekatnya anda sedang dipercaya oleh Tuhan untuk menyelesaikannya. Saya sungguh-sungguh mengatakan ini, karena sudah membuktikan dengan pengalaman nyata. Pertanyaan berikutnya, bagaimana kalau atasan anda tidak pernah memberikan suatu “masalah” (baca:tantangan) untuk diselesaikan? Mungkin atasan anda sudah tidak percaya lagi kepada kemampuan anda dan lambat laun anda akan malu, akhirnya mengundurkan diri. Tetapi kadang-kadang persoalan kehidupan ini sangat rumit, bagaimana sih menyelesaikannya? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ijinkan saya berbagi dengan sebuah cerita yang sangat inspiratif: Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang duduk menyulam sehelai kain dengan posisi yang lebih di atas dari diriku. Aku yang sedang bermain dilantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah2€elesai, kamu akan kupanggil dan duduk di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas. "Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil, "Anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu. "Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet. Kemudian ibu berkata, "Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan. Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, apa yang Engkau lakukan?" Ia menjawab: "Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah, "Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah? "Kemudian Tuhan menjawab," Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu ini. Suatu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di “pangkuan”Ku, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu. "Subhanallah... Beruntunglah orang-orang yang mampu menjaring ayat indah dari keruwetan hidup di dunia ini. Semoga Tuhan berkenan menumbuhkan kesabaran dan mewariskan kearifan dalam hati hamba-Nya agar dapat memaknai kejadian-kejadian dalam perjalanan hidupnya, seruwet apapun itu. Amin. Para pembaca yang budiman, anda lihat, betapa dengan cara pandang yang berbeda (dari atas), kita bisa melihat sisi positif dari setiap masalah? Saya tidak tahu perasaan anda, tetapi saya sendiri selalu menitikkan air mata setiap membaca cerita tersebut di atas.

 
 
 

Comentarios


“Penutur Kehidupan”, itulah cita-cita yang sedang terus dipelajarinya. Ia kuliah di Universitas Kehidupan (”Live University”), mengambil Fakultas ”Keikhlasan”, Jurusan ”Pikiran dan Tindakan Positif”. Pekerjaan sehari-hari adalah wiraswasta, khususnya pengadaan seragam di kantor BUMN, Bank dan Rumah Sakit. Diwaktu luang saya hobby menulis, kisah sejati yang menyentuh, menyemangati dan menginspirasi. Cita-cita tertinggi adalah Husnul Khotimah. (akhir yang baik)

Join my mailing list

© 2018 by The Book Lover. Proudly created with Endah Tyara

bottom of page