top of page
Search

Hati-hati dengan Gadget

  • Mar 22, 2018
  • 2 min read

Updated: Mar 23, 2018

Endah Tyara dan Tyfun Tiara


Aku baru 1 bulan pakai facebook ... instagram juga baru 3 bulan. Tujuannya untuk memperkenalkan pekerjaanku. Lama-lama saya merasakan sepertinya kok syaitannya jd lebih banyak, antara pundak dan tangan. Sering menunda berdo'a dan mengaji. Asik ketak-ketik melototin handphone. Ini yg perlu aku waspadai. Jangan pernah merubah urutannya bahwa do’a dan mengaji adalah yang utama. Setelah itu, barulah pegang handphone. Terasa sekali ketenangan batin ini, jika urut-urutannya benar. Terasa sekali jika aku sedang pegang handphone putraku nampak malas mengajak bicara denganku.

Ini foto anakku, namanya Faiz. kelas 2 SMA. Aku gumun (heran plus kaget) pada saat dia bisa menyiapkan semua gambar-gambar di blog. Sampai om nya yg akan memberi bimbingan terheran-heran juga. Pada saat Faiz ngotot maunya pakai gambar A. Aku ngotot pakai gambar B. Om nya bilang..."iz, kalo mau mendaptakan pekerjaan yang baik dan bertindak profesional, harus mengikuti si usernya. Sebesar apapun rasa ketidak sukaan kita. Nanti Faiz tidak dibayar oleh Mama… 😍 . Hahaha….


(tersindir juga saya membacanya..)


Bertamu, main HP…

Ngaji, main HP…

Terima tamu, main HP…

Bekerja, main HP…

Belajar, main HP…

Sambil makan, main HP…

Di tengah keluarga, main HP…

Kiamatlah duniamu tanpa HP…


Kadang terlihat dua orang saling duduk berhadapan, tidak berbicara sama sekali, karena salah satu atau keduanya sibuk main HP


Kalaupun harus bicara akhirnya tidak nyambung dan muncul sikap tidak lagi peduli.

Punya masalahpun bukan lagi mendatangi keluarga yang dekat, tetapi membahas di sosmed rasanya lebih 'afdhal'.


Manusia menjadi 'ada tapi tiada 'sahabat..


Jasad - jasad yang telah menjadi zombie berkeliaran.


Hidupnya hanya seputar dunia dalam ponselnya.


Basahnya embun pagi…Hangatnya matahari pagi…

Jabat erat tangan sahabat telah hilang dan diganti dengan gambar - gambar mati pada ponsel…


Gerak petualangan akan hebatnya bumi juga sudah diganti hanya dengan gerakan telunjuk dan jempol..


Hidup dalam kem4t!an itu adalah keniscayaan, tapi mati dalam kehidupan itu pilihan.


Maka bangunlah, hiduplah sebagaimana manusia itu hidup.


" Saat suami/istri datang, simpan HP mu " !!!!!!!!!!


Saat anak bercerita, simpan HPmu !


Saat ibu bapak bicara, simpan HPmu !


Saat tamu berkunjung, simpan HPmu !


Saat rumah bau berantakan, simpan HPmu


Perhatikan duniamu dengan seksama Sebab nikmat Ilahi ada di sana. Hiduplah !!

Engkau belum mati,, tapi sudah bertingkah seperti m4yat.


semoga kita tidak seperti itu😢😢😢

 
 
 

Comments


“Penutur Kehidupan”, itulah cita-cita yang sedang terus dipelajarinya. Ia kuliah di Universitas Kehidupan (”Live University”), mengambil Fakultas ”Keikhlasan”, Jurusan ”Pikiran dan Tindakan Positif”. Pekerjaan sehari-hari adalah wiraswasta, khususnya pengadaan seragam di kantor BUMN, Bank dan Rumah Sakit. Diwaktu luang saya hobby menulis, kisah sejati yang menyentuh, menyemangati dan menginspirasi. Cita-cita tertinggi adalah Husnul Khotimah. (akhir yang baik)

Join my mailing list

© 2018 by The Book Lover. Proudly created with Endah Tyara

bottom of page