Berani Memulai Usaha
- Mar 21, 2018
- 2 min read
”Keberanian Kita untuk Memulai Sesuatu yang Benar, Biarkan Allah yang Mensukseskannya".

Ternyata kehidupan yang rumit bisa didekati dengan pola kalimat seperti tersebut di atas. Kita hanya dituntut untuk berani memulai. Memulai sebuah niat, tekad dan semangat serta kesungguhan untuk melaksanakan hal-hal yang benar. Nilai tertinggi manusia, adalah kemampuan akal yang diberikan Allah untuk berani memulai (baca: berkreasi). Makhluk Allah yang lain, seperti Malaikat, tidak diberi kemampuan ini. Ia hanya diberi 1(satu) standar kehidupan, yaitu taat. Ia tidak diberi daya kreasi apalagi inovasi. Malaikat tidak punya kemampuan untuk itu. Syaithan sebagai makhluk Allah yang lain, juga hanya diberi 1(satu) standar, menggoda (baca: menjerumuskan) manusia dari kebenaran kepada kesesatan. Pemahaman ini akan mengantarkan kita kepada kesadaran untuk selalu berani memulai sesuatu yang baik dan benar, untuk selalu berkreasi dan ber-inovasi pada hal-hal yang benar pula. Dan disitulah harga manusia. Setelah kita berani memulai dengan tekad dan tanpa ragu kita mulai melaksanakan apapun yang menjadi tekad dan tujuan kita, Allah menjamin akan memberikan karunia, pertolongan, jalan keluar dan penyelesaian, apapun yang kita hadapi. Benar, sesederhana itu. Dalam bahasa jawa yang lebih singkat, ini kiriman sms dari saudaraku, “Urip iku mung loro (2) pathokane, Jejeg Niate lan Bener Lakune” (“Hidup itu dua (2) pedomannya, teguh niatnya dan benar menjalaninya”). Dalam sumber Al Quran, banyak sekali firman Allah yang dengan sangat jelas menunjukkan kita untuk memulai. “Aku tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu bertekad untuk memulai dengan merubah dirinya sendiri.” Cermati firman ini baik-baik. Kita jelas diminta untuk berani memulai. Urusan berhasil dan tidaknya suatu perubahan, hal itu mutlak di tangan Allah. Tetapi Allah menjamin, barangsiapa yang berani untuk memulai perubahan, Allah akan tunjukkan jalan kepada kesuksesan atas perubahan itu. Secara lebih sederhana saya katakan bahwa wilayah kita sebagai manusia hanya pada “berani memulai” suatu perubahan. Biarkan Allah yang mensukseskan perubahan itu. Maka bagian ini saya tekankan “Keberanian kita untuk memulai, dan biarkan Allah yang mengakhiri”. Lihatlah dalam gambar tersebut. Sebagian manusia pasti sangat takut dengan ombak yang besar di laut. Orang itu dengan peralatan sangat sederhana, malah bermain-main dan asyik berselancar. Itulah keberanian yang dikaruniakan oleh Allah kepada manusia. Kita harus punya keberanian untuk memulai, dan berlatih.
Comments